Saturday, March 4, 2017

PTK SMP DOC BIMBINGAN DAN KONSELING

PTK SMP DOC BIMBINGAN DAN KONSELING

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami  DISINI


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip Dasar Perilaku 

Sebagian besar perilaku merupakan hasil belajar. Penerapan prinsip belajar dalam bentuk perilaku merupakan prinsip dasar perilaku. Ada tiga prinsip dasar perilaku, yaitu :
1. Perilaku yang prinsip dasar pembentukannya melalui kondisioning respon. 
Kondisioning respons dikembangkan oleh Ivan Pevlov  (1849 – 1836) yang dikenal dengan Classical Conditioning. Teori ini sering juga disebut dengan Kondisioning Klasik mengatakan bahwa perilaku dibentuk dengan melalui perkembangan pemasangan stimulus tak terkondisi dengan stimulus terkondisi. Ada emat elemen dalam sekperimen Pevlov dengan lima istilah terlibat, yaitu : 
a. Unconditioning Stimulus, yaitu stimulus penyebab yang mengakibatkan respon secara otomatis. Misalnya : makanan dimulut merupakan stimulus yang tak terkondisi untuk air liur. 
b. Unconditioning Respon, yaitu respons yang secraa otomatis disebabkan oleh respon tak terkendali. judul ptk bk smp
c. Netral stimulus adalah peristiwa, obyek, atau pengalaman yang tidak menyebabkan respon tak terkondisi sebelum conditioning dimulai. Stumulus netral harus dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi supaya conditioning terjadi. Beberapa contoh stimulus netral adalah bunyi bel berbunyi, cahaya, suara gendang, dan sebagainya. 
d. Setelah stimulus netral dipasangkan dengan stimulus terkondisi berkali-kali menyebabkan reaksi yang sama pada respon yang tak terkendali. 
Beberapa contoh penerapan setting lain dalam penerapan tingkah laku adalah misalnya,Maya pertama kali masuk sekolah. Ibu guru menerimanya dengan senyuman dan pujian. Belum lagi dua minggu berlalu, Maya minta diantar ke sekolah lebih pagi, sambil berkata kepada ibunya, bahwa ia akan menjadi guru bila sudah besar nanti. Dalam contoh Maya inii ternyata senyum dan pujian guru dapat ditafsirkan sebagai stimulus tak terkendali. Tindakan guru ini menimbulkan perasaan yang menyenangkan pada diri Maya yan dapat ditafsirkan sebagai respon tak terkondisi. Guru dan sekolah sebelumnya itu netral yaitu stimulus terkondisi terasosiasi dengan stimulus tak terkondisi dan segera menimbulkan perasaan yang menyenangkan yang sama.  ptk bk smp document
Pada kasus lain, pada diri seorang anak yang pada hari pertama masuk sekolah, mungkin timbul perasan takut, disebabkan oleh sikap guru yang tidak ramah, disiplin dise kolah, ejekan teman-temannya. Ini semua masuk dalam stimulus tak terkondisi. Bila ingin mengubah perasaan takut, stimulus harus didahului dengan stimulus netral yang terkondisi, misalnya panitia penerimaan siswa yang ramah, atau lainnya. proposal ptk bk smp
 
2. Perilaku yang prinsip dasar penbentukannya melalui kondisioning operan.
Kondisioning operan (operant conditioning) dikembangkan pertama kali oleh Burrhus Frederic Skinner skinner membedakan antara tingkah laku responden dan tingkah laku operan. Tingkah laku responden, yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas. Misalnya : kucing berlari ke sana ke mari karena ada daging yang dilihatnya. Tingkah laku operan, yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang belum diketahui, semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri, belum tentu ditimbulkan oleh stimulus dari luar. Misalnya kucing berlari ke sana ke mari karena kucing lapar, bukan karena melihat daging. ptk bk smp pdf
Menurut skinner ada tiga prinsip umum dari kondisioning operan (Sri Rumini, 1993), yaitu : 
a. Setiap respon yang diikuti stimulus yang memperkuat atau reward (konsekuensi yang menyenangkan) akan cenderung diulang. 
b. Reinforcing stimulus (stimulus yang bekerja memperkuat atau reward) akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respon operan. Dengan kata lain reward akan meningkatkan diulangginya suatu respon. 
c. Dalam konditioning operan organisme berbuat aktif untuk memperoleh reward. 
Metode ini banyak digunakan di dunia pendidikan dengan tingkah laku dibagi-bagi untuk mencapai tujuan yaitu pembentukan sebuah perilaku. Misalnya membina perilaku anak dalam menggunakan sendok untuk makan. Langkah-langkahnya adalah : (1)  mengambil sendok,  (2)  memegang sendok, (3) mengenggam sendok, (4) mengangkat sendok, (5) meletakkan piring dengan sendok, (6) memegang piring dengan sendok, (7) menyendok makanan ke dalam sendok, (8) mengangkat sendok dengan piring, (9) mengangkat sendok ke atas piring, dan seterusnya. ptk bk smp 2014
Jadi jika kita ingin membentuk perilaku, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : 
a. Melakukan analisis tingkah laku tersebut menjadi unit-unit kecil perilaku yang mendukung perilaku yang diharapkan tersebut ke dalam urutan perilaku yang linier. 
b. Hadiah-hadiah (reward) apa yang harus diberikan bila telah mencapai unit-unit tersebut. 

3. Perilaku yang prinsip dasar penbentukannya melalui modelling. 
Pembentukan perilaku melalui modelling merupakan perbaikan dari pembentukan perilaku dengan konditioning respon dan kondisioning operan. Dalam modelling perilaku tidak sekedar akibat dari stimulus dan atau penguatannya, tetapi sebenarnya dalam diri individu ada proses mental internal. Proses mental ini akan menentukan apakah perilaku tersebut akan diimitasikan untuk diinternalisasi atau tidak. Modelling disebut juga observation leaming, imitation, atau social learning (Devidoff, 1987). contoh ptk bk smp
Dasar modeling adalah Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian besar prinsip-prinsip teori belajar perilaku yang dibahas pada bagian diatas, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat perilaku,pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori belajar social akan menggunakan penjelasan-penjelasan penguat eksternal dan penjelasan-pejelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Itulah sebabnya teori belajar social sering disebut juga conditioning social kognitif. Melalui observasi tentang dunia social kita, melalui interprestasi kognitif dari dunia itu, banyak sekali informasi dan penampilan keahlian yang komplek dapat dipelajari atau ditiru.
Dalam pandangan belajar social, manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus lingkungan, tetapi fungsi psikologis diterangkan sebgaai interaksi yang kontinue dan timbale balik dari determinan-determinan pribadi dan lingkungan. 
Modeling merupakan salah satu pengaplikasian teori belajar social dalam pembentukan perilaku individu. Menurut Bandura, bahwa para penganut Skinner memberi penekanan pada efek-efek dari konsekuensi pada perilaku, dan tidak mengindahkan fenomena permodelan, yaitu meniru perilaku orang lain, dan pengalaman vicarious yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Ia merasa bahwa sebagian besar perilaku yang dialami manusia tidakdibentuk dari  konsekuensi, melainkan manusia belajar dari suatu model. Misalnya guru oleh raga mendemontrasikan loncat tinggi, para siswa menirunya. Bandura menyebut ini bukan ”trial learning”, sebab para siswa tidak harus melalui proses pembentukan (shaping proses), tetapi dapat segera menghasilkan respon benar. download gratis ptk bk smp

PTK BK SMP KELAS IX

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN  


A. Tempat dan Waktu Penelitian 

1. Tempat 
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi Kelas yang diteliti adalah kelas IXB dengan jumlah siswa 40 orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IXB. judul ptk bk smp
2. Waktu 
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2008/2009, mulai bulan Juni – Desember 2008.

B. Perencanaan Penelitian 

1. Rencana Penelitian 
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang lebih menekankan pada masalah perbaikan proses pembelajaran dikelas maka bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dengan menggunakan 1 kali pra siklus dan 2 kali siklus. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ini peneliti berharap akan mendapat informasi tentang keadaan siswa dan digunakan untuk mengetahui perilaku siswa melalui absensi siswa di kelas. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan perilaku siswa kearah negative. ptk bk smp document

2. Prosedur Penelitian 
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahannya yang dicapai, seperti yang telah dibuat dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan banyaknya kenakalan siswa pada siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren. Melalui langkah-langkah tersebut akan dapat ditentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemberian bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren. proposal ptk bk smp
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam uraian berikut : 
a. Tahap Perencanaan 
1) Mengumpulkan data yang diperlukan. 
2) Merencanakan penggunaan metode yang tepat untuk bimbingan terhadap siswa.  
b. Tahap Perencanaan 
1) Tahap Pelaksanaan Tindakan 
a) Guru mengamati absensi siswa di sekolah sebagai indikasi awal yang menunjukkan terjadinya penyimpangan perilaku di sekolah oleh siswa.
b) Guru memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa 
2) Tahap Observasi 
a) Tindakan guru memonitor siswa melalui absensi di sekolah. 
b) Menilai tingkah laku siswa 
3) Tindakan Tahap Refleksi 
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1, 2, 3 berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya
Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya belum ada penurunan tingkat pelanggaran terhadap absensi maka sudah belum terjadi gejala awal kenakalan siswa pada siswa kelas I SMP Negeri 3 Widodaren Kabupaten Ngawi, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap disiplin maka sudah terindikasi adanya kenakalan anak pada siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren, maka dibuat siklus II yang meliputi : tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan dan tahap refleksi. Demikian juga untuk siklus II pemberian bimbingan dan penyuluhan belum ada penurunan tingkat kenakalan siswa maka siklus dilanjutkan sampai terjadi penurunan siswa yang tidak terindikasi penyimpangan perilaku kelas IXB SMP Negeri 3 Widodaren.     

No comments:

Post a Comment