CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(Suatu Reflektif dalam Perbaikan Kualitas Pembelajaran)
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
Suatu
 pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku 
positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah 
direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai 
elemen penting dalam kegiatan pembelajaran.
Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim
 apabila seseorang guru menjadi dominator kegiatan pembelajaran di 
kelas, namun hal ini bukan berarti guru lepas tanggung jawab terhadap 
keberhasilan siswanya dalam belajar. Untuk mewujudkan tanggung jawab 
tersebut guru harus selalu proaktif dan responsive terhadap semua 
fenomena-fenomena yang dijumpai di kelas.
Sejalan dengan pernyataan di atas, saat 
ini upaya perbaikan pendidikan dilakukan dengan pendekatan 
konstruktivis. Oleh karena itu guru tidak hanya sebagai penerima 
pembaharuan pendidikan, namun ikut bertanggungjawab dan berperan aktif 
dalam melakukan Pembaharuan pendidikan serta mengembangkan pengetahuan 
dan keterampilannya melalui  penelitian tindakan dalam pengelolaan 
pembelajaran di kelasnya.
Paling tidak ada tiga alasan mengapa 
penelitian tindakan kelas atau classroom actuion research merupakan 
langkah yang tepat dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu 
pendidikan. Ketiga alasan tersebut adalah:
- Guru berada di garis depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan tersebut,
 - Penelitian pada umumnya dilakukan para ahli di perguruan tinggi/lembaga pendidikan, sehingga guru tidak terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitian.
 - Penyebaran hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan memerlukan waktu lama.
 
1. Sejarah Lahirnya PTK
Konsep penelitian guru mula-mula 
dikemukakan oleh Lawrence Stenhouse di United Kingdom (UK), yang 
mengaitkan antara Penelitian tindakan (action research) dan 
konsepnya tentang guru sebagai peneliti. Kemudian John Elliott 
mempopulerkan Penelitian Tindakan sebagai metode guru mengadakan 
penelitian di kelas mereka melalui Ford Teaching Project dan selanjutnya mendirikan Jaringan PTK (Classroom Action Research Network).
Selanjutnya Stephen Kemmis memikirkan 
bagaimana konsep Penelitian Tindakan ini diterapkan pada bidang 
pendidikan (Kemmis,1983). Berpusat pada Deakin University di Australia, 
Kemmis dan kolegannya telah menghasilkan suatu seri publikasi dan materi
 pelajaran tentang Penelitian Tindakan, Pengembangan kurikulum, dan 
evaluasi. Selanjutnya, artikel mereka mengenai Penelitian Tindakan 
(Kemmis,1983) bermanfaat untuk pengembangan penelitian Tindakan dalam 
bidang pendidikan.
2. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal dengan nama Classroom Action Reserch
 merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide 
tentang penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurt dan 
lewin pada tahun 1946.
Menurut Stephen Kemmis (1983), PTK atau 
action research adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui 
refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu 
dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki 
rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial atau 
pendidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap 
praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat praktik itu 
dilaksanakan (David Hopkins, 1993:44).
Sedangkan Tim Pelatih Proyek PGSM (1999) 
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian 
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk 
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan
 tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan 
itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut 
dilakukan.
Sejalan dengan pengertian di atas, 
Prabowo (2001) mendefinisikan makna dari penelitian tindakan yaitu suatu
 penelitian yang dilakukan kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk
 juga pendidikan) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka
 serta mengatasi berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut.
Definisi tersebut diperjelas oleh 
pendapat kemmis dalam Kardi (2000) yang menyatakan bahwa penelitian 
tindakan adalah studi sistematik tentang upaya memperbaiki praktik 
penddikan oleh sekelompok peneliti melalui kerja praktik mereka sendiri 
dan merefleksinya untuk mengetahui pengaruh-pengaruh kegiatan tersebut. 
Atau bisa disederhanakan dengan kalimat yaitu upaya mengujicobakan ide 
dalam praktik dengan tujuan memperbaiki atau mengubah sesuatu, mencoba 
memperoleh pengaruh yang sebenarnyadalam situasi tersebut.
3. Tujuan PTK
Sebagaimana diisyaratkan di atas, PTK 
antara lain bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik 
pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya ”melekat” 
penunaian misi profesional kependidikan yang diemban oleh guru. Dengan 
kata lain, tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan 
layanan profesional guru. Di samping itu, sebagai tujuan penyerta PTK 
adalah untuk meningkatkan budaya meneliti bagi guru.
4. Manfaat PTK
Dengan tertumbuhkannya budaya meneliti 
yang merupakan dampak bawaan dari pelaksanaan PTK secara 
berkesinambungan, maka PTK bermanfaat sebagai inovasi pendidikan  karena guru semakin diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara semakin mandiri.
Dengan kata lain, karena para guru 
semakin memiliki suatu kemandirian yang ditopang oleh rasa percaya diri.
 Di samping itu PTK juga bermanfaat untuk pengembangan kurikulum dan 
untuk peningkatan profesionalisme calon guru.
5. Tahap – tahap PTK
Penelitian Tindakan Kelas memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan Mc Taggar, 1992) yaitu planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (Refleksi). Untuk lebih memperjelas mari kita perhatikan tahapan-tahapan berikut:
a. Planning (rencana)
Rencana merupakan tahapan awal yang harus
 dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut 
berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak
 terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi 
hambatan.
b. Action (Tindakan)
Tindakan ini merupakan penerapan dari 
perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa  suatu penerapan model 
pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau 
menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat 
dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu 
model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk 
penyempurnaan pelaksanaan tugas.
c. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat 
dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang  diakibatkan oleh tindakan 
dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi 
sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang
 sesungguhnya.
d. Reflection (Refleksi)
Refleksi di sini meliputi kegiatan : 
analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan 
menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap 
perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk 
memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Dengan demikian, penelitian tindakan 
tidak dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi 
membutuhkan waktu untuk untuk melakukannya sebagai planning 
untuk siklus selanjutnya. Untuk lebih memperjelas fase-fase dalam 
penelitian tindakan, siklus spiralnya dan bagaimana pelaksanaanya,
 
No comments:
Post a Comment