Tuesday, July 26, 2016

Makalah Bimbingan dan Konseling Sekolah

Makalah Bimbingan dan Konseling  Sekolah


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini


A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, murid harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab,  dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Pendidikan harus membantu bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektualnya, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah yang ditemuinya dalam interaksinya dengan lingkungan.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana mengajar yang efektif. Untuk itu sebagai calon guru kita perlu mengetahui wawasan dan pemahaman tentang layanan dan konseling di sekolah.
Tujuan
  1. Menambah pemahaman tentang hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah
  2. Menambah pemahaman tentang tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan bimbingan kepada para siswa.
Rumusan Masalah
  1. Bagaimana hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah?
  2. Bagaimana peranan guru dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
  3. Apa saja tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan bimbingan kepada para siswa?
    1. B.  PEMBAHASAN
      1. 1.   Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konserling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang- kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling.
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian bimbingan:
  1. a.   Menurut Jones (1963)
“Guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustments and in solving problems”. Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien). (Soetjipto & Raflis ,2007:61)
  1. b.   Rochman Natawidjaja (1978)
“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti”.
  1. c.    Bimo Walgito (1982 : 11)
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan- kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu- individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan :
  1. Suatu proses yang berkesinambungan
  2. Suatu proses yang membantu individu
  3. Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensinya
  4. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya
(Soetjipto & Raflis ,2007:62)
Pendapat beberapa ahli tentang pengertian konseling :
  1. a.   James P. Adam
“Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dalam masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”.
  1. b.   Bimo Walgito (1982;11)
“Konseling adalah bantuan yang diberika kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat dikemukakan bahwa konseling memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Pada umumnya dilakukan secara individual
  2. Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
  3. Dibutuhkan orang yang ahli untuk melakukan konseling
  4. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien
  5. Klien yang menerima pelayanan akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuannya sendiri. (Soetjipto & Raflis ,2007:63)
  1. 2.      Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Layanan BK sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Tujuan pelaksanaan BK disekolah adalah untuk membantu siswa:
  1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
  2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
  3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
  4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
  5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
  6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional disekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
(Soetjipto & Raflis ,2007:65-66)

  1. 3.      Landasan Bimbingan dan Konseling
Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya selalu didasarkan atas landasan-landasan utama atau prinsip-prinsip dasar. Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut:
  1. Bimbingan selalu memperhatikan pekerjaan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang
  2. Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu
  3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang dibimbing
  4. Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang memiliki hak-hak asasi
  5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis
  6. Pelayanan ditunjukkan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.
  7. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.
Prinsip-prinsip dasar atau landasan tersebutmerupakan dasar filosofis dalam layanan bimbingan dan konseling.Sebagai suatu kegiatan professional.(Soetjipto & Raflis ,2007:69-70)
  1. 4.      Orientasi Layanan  Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling menekankan pada orientasi-orientasi berikut :
  1. a.      Orientasi Individual
Pada hakikatnya setiap individu itu memiliki perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki dan sebagainya. Perbedaan latar belakang individu ini dapat mempengaruhinya dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.
  1. b.      Orientasi Perkembangan
Masing-masing individu berbeda pada usia perkembangannya. Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu. Pencapaian tugas perkembangan disuatu tahap perkembangan akan mempengaruhi perkembangan berikutnya (Ratna Asmara Pane, 1988).
Pencapaian atau perwujudan tugas-tugas perkembangan setiap tahap atau periode merupakan salah satu tolak ukur dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi klien / siswa.Penyimpangan tingkah laku dan pola pikirdapat diketahui dari pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
Bertolak dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera mendiaknosis sumber timbulnya permasalahan klien.Dengan demikian pemberian layanan dapat berlangsung efektif dan efisien.
  1. c.       Orientasi Masalah
Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi oleh klien.Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien.Hal ini disebut dengan asas kekinian (Prayitno, 1985).Artinya pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien. Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana dalam menanggapi  pembicaraan klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk memecahkan masalah klien.
  1. 5.      Jenis – Jenis Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Menurut Sukardi (2008: 60), ada sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya sebagai berikut:
  1. a.      Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
i.            Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
ii.            Peraturan dan hak – hak serta kewajiban siswa.
iii.            Organisasi dan wadah – wadah yang dapat membantu dan meningkatka hubungan soaial siswa.
iv.            Kurikulum dengan seluruh aspek – aspeknya.
v.            Peranan kegiatan bimbingan karier.
vi.            Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
  1. b.      Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari – hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Materi layanan informasi menyagkut:
i.            Tugas – tugas perkembangan masa remaja akhir, yaitu tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
ii.            Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk – bentuk penyaluran dan pengembangannya.
iii.            Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
iv.            Nilai – nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan perkembangan di masyarakat.
v.            Mata pelajaran dan pembidangannya.
vi.            System penjurusan, kenaikan kelas, dan syarat – syarat mengikuti ujian akhir.
vii.            Fasilitas penunjang/ sumber belajar.
viii.            Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
ix.            Syarat – syarat memasuki jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.
x.            Langkah – langkah yang perlu ditempuh guna menentukan jabatan/karier.
xi.            Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita – cita karier.
xii.            Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.
  1. c.       Layanan Penempatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatandan penyaluran meliputi;
i.            Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dann pilihan ekstra kurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
ii.            Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
iii.            Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuha siswa.
iv.            Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
  1. d.      Layanan Bimbingan Belajar
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi;
i.            Mengembangkan pemahaman diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan – kekuatan dan penyalurannya, kelemahan – kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha – usaha pencapaian cita – cita/perencanaan masa depan.
ii.            Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
iii.            Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.
iv.            Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
v.            Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
vi.            Orientasi belajaar di perguruan tinggi
vii.            Orientasi hidup berkeluarga.
  1. e.       Layanan Bimbingan dan Konseling Perseorangan
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendaptkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Materi layanan konseling perorangan meliputi;
i.            Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat, serta penyalurannya.
ii.            Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
iii.            Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat.
iv.            Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin, dan berlatih pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan kebiasaan, dan potensi diri.
v.            Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.
vi.            Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan rencana karier.
vii.            Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier.
  1. Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial.
  1. f.       Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama – sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari – hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Materi layanan bimbingan kelompok:
i.            Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita – cita serta penyalurannya.
ii.            Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan pengembangannya.
iii.            Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosila baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat, teman sebaya di sekolah dan luar sekolah dan kondisi/peraturan ssekolah.
iv.            Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan luar sekolah dan kondisi/peraturan sekolah.
v.            Pengembangan teknik – teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,dan kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial, dan budaya.
vi.            Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan.
vii.            Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
  1. Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
  1. g.      Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permaslahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antarsesama anggota kelompok.Pelayanan konseling kelompok merupakan pelayanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Materi layanan konseling kelompok mencakup:
i.            Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.
ii.            Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan pengembangannya.
iii.            Perencanaan dan perwujudan diri.
iv.            Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
v.            Mengembangkan hubungan teman sebaya baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.
vi.            Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta teknik – teknik penguasaan materi pelajaran.
vii.            Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di perguruan tinggi.
  1. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihan siswa.
ix.            Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.
x.            Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang akan dikembangkan.
xi.            Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.
  1. 6.      Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial. Bimbingan dan Konseling menangani masalah- masalah atau hal-hal diluar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah.
Bimbingan dan Konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaannya disekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti yang dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro (1982) sebagai berikut:
  1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekitar 6 jam hidupnya berada disekolah.
  2. Para siswa yang usianya relatif muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagi macam kesulitan.
Kehadiran konselor disekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely yang dikutip oleh Belkin,1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru dalam hal :
  1. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
  2. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar-mengajar.
  3. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.
  4. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.
Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sekolah.
(Soetjipto & Raflis ,2007:64-65)
  1. 7.      Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar sehingga mengakibatkan beberapa hal tidak baik seperti :
  1. Hasil belajar yang rendah, dibawah rata-rata kelas
  2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
  3. Menunjukkan sikap yang tidak wajar seperti, tidak konsentrasi dalam belajar, malas mengerjakan tugas-tugasnya, dan sebagainya
  4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka menggangu, dan sebagainya.
Dengan gejala-gejala yang ditunjukkan diatas kemungkinan siswa sedang mengalami suatu masalah/kesulitan, seperti masalah dalam belajar, masalah sosial maupun masalah pribadi. Namun dalam hal ini tidak semua guru bisa tahu dan mengerti jika siswa nya sedang mengalami suatu kesulitan, sedangkan siswa yang mempunyai masalah terkadang tidak tahu harus bercerita kepada siapa dan bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi maka akan berpengaruh pada konsentrasi belajar siswa tersebut. Untuk itu diperlukannya guru BK yang bisa melakukan kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa yang memiliki masalah dan membantu mengatasinya.

No comments:

Post a Comment