Wednesday, January 11, 2017

PTK BK MENGATASI MASALAH HUBUNGAN SOSIAL ANTAR SISWA

PTK BK MENGATASI MASALAH HUBUNGAN SOSIAL ANTAR SISWA


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
  

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami  DISINI


BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
       Dekadensi moral para pelajar di berbagai daerah seperti terjadinya tawuran antar pelajar, kurang menghormati guru di sekolah atau karyawan, sopan santun yang semakin hari semakin menurun dikalangan pelajar, tata krama dalam pergaulan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat bahkan terjadinya pelanggaran tata tertib di sekolah yang dilakukan oleh beberapa pelajar sehingga beberapa sekolah dengan amat terpaksa mengembalikan siswa kepada orang tuanya. Kejadian-kejadian di atas terjadi juga di SMP Negeri 3 Kecamatan Songgom. Melihat fenomena seperti yang telah diuraikan di atas, menurut pandangan peneliti hal ini salah satu faktor penyababnya adalah adanya hubungan sosial antar pelajar di sekolah yang kurang baik. Jika terjadi hubungan yang harmonis antar pelajar guru dan karyawan di sekolah maka peneliti yakin bahwa kejadian-kejadian seperti apa yang telah diuraikan di atas dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan sama sekali. Pada penelitian ini peneliti mengangkat masalah hubungan sosial di kelas IX G SMP Negeri 3 Songgom, semester satu tahun pelajaran 2013-2014.
       Berangkat dari permasalahan ini peneliti mencoba membuat sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengatasi masalah hubungan sosial siswa di SMP Negeri 03 Kecamatan Songgom di kelas IX G semester satu tahun pelajaran 2013-2014 dengan menggunakan metode Layanan Bimbingan Kelompok.
2. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang timbul di sekolah sangat kompleks dari masalah yang ringan sampai yang berat diantaranya : siswa membolos , tidak berangkat tanpa keterangan, dari rumah berangkat tidak sampai di sekolah, saling ejek antar teman, merokok di sekolah, mengancam salah satu guru, pergaulan antara siswa dan siswi yang melanggar norma agama, perkelahian antar siswa di sekolah, minum-minuman keras, mencuri baik kelas ringan maupun sedang, siswa yang suka menyendiri, minder tidak bisa diterima oleh kelompoknya di kelas.  Itulah beberapa gambaran permasalahan riil yang terjadi di sekolah.
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada peneliti mengambil satu bentuk permasalahan yang dianggap sangat riskan dan perlu penanganan segera di sekolah untuk menjadi subjek penelitian yaitu penanganan masalah hubungan sosial siswa di kelas IX G semester satu tahun 2013 dengan layanan Bimbingan Kelompok. Peneliti menentukan permasalahan ini menjadi subyek penelitian karena jika permasalahan ini tidak segara ditangani siswa akan mengalami kegagalan dalam studinya. Bentuk-bentuk kegagalan itu antara lain tidak naik kelas, tidak lulus ujian, drop out dan sebagainya.
3. Rumusan Masalah
     Timbulnya masalah pada siswa secara umum disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat satu sama lain.
a. Faktor eksternal antara lain :
    - Pencapain target kurikulum yang harus dicapai oleh guru, guru biasanya dalam memberikan materi pelajaran di kelas kurang memperhatikan bagaimana siswa mendapat bimbingan agar dapat berinteraksi dengan baik antar siswa di kelas. Hal ini disebabkan karena guru harus mengejar target penyampaian materi yang telah ditentukan dalam program yang telah dibuat untuk satu tahun atau satu semester.
- Guru dalam memberikan materi pelajaran di kelas kurang memberi motivasi pada siswa untuk dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan norma-norma agama yang dianutnya dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
- Wali kelas biasanya kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang menjadi asuhannya karena ada sebagian guru yang kurang memahami tugas-tugas wali kelas, atau bahkan ada beberapa guru yang menganggap bahwa tugas wali kelas hanya menulis rapor siswa ketika akhir semester.
- Guru pembimbing kurang memberikan bimbingan kepada siswa mengenai pentingnya hubungan sosial yang baik dengan alasan tidak ada jam masuk kelas dan hanya menggunakan jam-jam tertentu untuk melakukan bimbingan kepada siswa. Biasanya seorang pembimbing menentukan sekala prioritas kepada siswa- siswa yang bermasalah saja yang perlu mendapat penanganan dengan segera.
- Guru pembimbing biasanya mengangani siswa yang menjadi asuhannya tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya 150 siswa dibanding satu guru pembimbing karena faktanya di lapangan satu guru pembimbing menangani lebih dari tiga ratus siswa. Contoh di SMP Negeri 03 Songgom sekolah yang berdiri sejak tahun 2003 sampai penelitian ini dibuat jumlah siswanya 800 orang guru pembimbingnya hanya satu orang.
- Pengaruh sifat materialistis yang terjadi di kalangan masyarakat menimbulkan sifat-sifat individualistis pada siswa di sekolah.
b.Faktor Internal
- Siswa merasa minder di sekolah karena dari latar belakang ekonomi orang tua yang kurang menguntungkan.
- Karena merasa ada keterbatasan fisik (merasa kurang cantik, ganteng, cacat fisik dan sebagainya)
- Merasa kurang pintar dibanding siswa lain di kelasnya.
- Siwa yang kurang motivasi belajar, sehingga sekolah hanya sebagai pelarian dari pada di rumah disuruh bekerja membantu orang tua.
          Jika kedua faktor yang menyebabkan masalah baik faktor internal maupun eksternal tidak segera mendapat penanganan serius maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan dampak seperti :  kenakalan yang semakin meningkat pada siswa yang ditandai dengan semakin banyak siswa tawuran, bolos, terbentuknya kelompok-kelompok siswa yang kurang baik seperti geng dan kelompok-kelompok lain untuk menunjukan eksistensi kelompoknya yang kurang produktif dan bermanfaat dalam peningkatan prestasi belajar di sekolah. Ada beberapa jenis layanan dalam ilmu bimbingan dan konseling antara lain: siswa yang mengalami masalah dalam berhubungan sosial di kelas ditangani  melalui layanan orientasi, informasi, penguasaan konten, penempatan dan penyaluran, konseling kelompok, bimbingan kelompok, konsultasi dan mediasi tergantung karakter siswa yang sedang bermasalah. Dari beberapa jenis layanan peneliti mengambil bentuk layanan yang paling mudah dan dapat dilaksanakan  sesuai dengan situasi dan kondisi di SMP Negeri 03 Kecamatan Songgom yaitu layanan Bimbingan Kelompok. Jenis layanan ini dianggap oleh peneliti dapat mengatasi masalah hubungan sosial siswa yang kurang baik, karena mengingat di sekolah tersebut masalah ini sangat beragam dan menimbulkan dampak yang sangat luas. Dalam semester satu tahun pelajaran 2013-2014 tercatat dua puluh dua siswa yang keluar dari sekolah karena disebabkan oleh beberapa hal antara lain : situasi sekolah yang kurang menunjang khususnya pola-pola pergaulan yang kurang baik.  Dalam pandangan masyarakat umum biasanya siswa yang keluar dari sekolah disebabkan oleh faktor ekonomi orang tua, namun pada kenyataannya yang terjadi di SMP Negeri 03 Kecamatan Songgom siswa yang keluar sebagian besar karena dampak dari gagalnya pergaulan yang kurang baik. Salah pergaulan di lingkungan tempat tinggalnya maupun pergaulan di sekolah. Kenyataan ini dapat dilihat dalam catatan buku harian dan buku kasus yang ada pada guru pembimbing.
 Dari beberapa surat pernyataan keluar yang ditandatangani oleh orang tua atau wali murid alasan siswa keluar karena malas, hanya tiga orang siswa keluar karena alasan pindah sekolah, sebanyak dua puluh dua orang siswa. Malas belajar disebabkan siswa salah dalam pergaulan, baik pergaulan di rumah maupun di sekolah. Langkah-langkah yang harus segera diambil untuk menangani siswa yang bermasalah dalam pergaulan antara lain :
a. Segara melakukan bimbingan kelompok terhadap siswa-siswa yang mengalami gejala-gejala kesulitan dalam melakukan hubungan sosial di sekolah. Hal ini ditandai dengan gejala siswa sering tidak masuk baik izin maupun tanpa  izin, sering melamun, sering tidak mengerjakan tugas dari guru, berlaku aneh di kelas atau melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah meskipun  berupa pelanggaran ringan.
b. Menempatkan petugas bimbingan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya yaitu minimal berlatar belakang pendidikan S1 dari jurusan bimbingan dan konseling, jika penempatan petugas bimbingan tidak sesuai maka penanganan siswa yang bermasalah tidak akan optimal atau bahan terjadi malapraktek dalam penanganan siswa bermasalah seperti siswa bermasalah ditempeleng, dihukum, disuruh membersihkan WC dan sebagainya. Atau bisa diibaratkan seorang insinyur bangunan diminta mengobati pasien yang sakit.
c. Penempatan ruang bimbingan yang sesuai dan memenuhi standar minimal ruang praktik pelayanan bimbingan dan konseling (ada ruang tamu, ruang konsultasi dan sarana prasarana yang lain yang dibutuhkan dalam proses bimbingan dan konseling).
d. Memberikan kesempatan seluas luasnya kepada petugas bimbingan untuk meningkatkan kemampuannya melalui Musyawarah Guru Pembimbing (MGBK),  seminar, melanjutkan studi dan mengadakan berbagai penelitian.
e. Monitoring yang terus menerus dari kepala sekolah dan pengawas khusus bimbingan dan konseling.
 
4. Tujuan Penelitian
                 Seperti penelitian pada umumnya penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan secara umum penelitian ini adalah :  meningkatkan kualitas hubungan yang semakin baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan karyawan dan masyarakat sekitar. Dengan hubungan yang baik akan meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi para siswa yang pada akhirnya siswa akan meningkat prestasi belajarnya karena terhindar dari permasalahan terutama masalah hubungan sosial yang kurang baik di sekolah. Sedangkan tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : Dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok yang diterapkan di kelas IX G SMP Negeri 03 Kecamatan Songgom siswa yang mengalami masalah hubungan sosial akan terentaskan masalahnya.
5. Manfaat Penelitian
                   Penelitian yang dilaksanakan dengan mengambil judul “Mengatasi Masalah Hubungan Sosial Siswa Kelas IX G melalui layanan Bimbingan Kelompok “DI SMP Negeri 03 Kecamatan Songgom semester satu tahun ajatan 2013 – 2014 memiliki beberapa manfaat yaitu :
1). Manfaat bagi siswa yaitu : siswa yang mengalami masalah hubungan sosial di kelas dapat terentaskan masalahnya setelah mendapat layanan bimbingan kelompok dan dapat bersosialisasi dengan baik di sekilah. Siwa mampu menyesuaikan diri di kelas dan dapat mengatasi masalah yang timbul dikemudian hari secara mandiri.
2). Manfaat bagi guru yaitu : guru merasa nyaman ketika memberikan materi pelajaran di kelas karena hubungan sosial antar siswa sudah semakin baik, begitu juga siswa merasa nyaman dan dapat konsentrasi menerima pelajaran yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan prestasi belajar bagi siswa.
3). Manfaat bagi sekolah  yaitu: Sekolah dapat menggunakan metode layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan oleh peneliti untuk menangani siswa yang mengalami masalah hubungan sosial di kelas lain berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti.
4). Manfaat bagi masyarakat yaitu : Masyarakat merasa puas karena sudah dapat menikmati hasil lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing untuk memasuki sekolah-sekolah yang diinginkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) baik umum seperti SMA dan MA atau Sekolak Menengah Kejuruan (SMK).

No comments:

Post a Comment