Tuesday, February 28, 2017

Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD)

Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD)

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami  DISINI


Menurut Crow & Crow (1960), fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah membantu penyesuaian masing-masing siswa terhadap sekolah dan dari sekolah terhadap siswa (Amti dan Marjohan, 1992).
Dari fungsi tersebut, maka sekolah harus merancang program bimbingan untuk:

  1. Mencegah terjadinya masalah pada diri siswa.
  2. Memberikan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
  3. Mengenali siswa-siswa yang mengalami kesulitan yang mendalam agar dapat diadakan usaha-usaha penyembuhan secara lebih tepat.
  4. Bertindak sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antara rumah tangga dan sekolah.
  5. Menyediakan informasi tentang perkembangan siswa, sekolah, proses belajar, dan kurikulum bagi orang tua siswa.
  6. Memperkenalkan siswa tentang sekolah dan menyiapkan mereka untuk memasuki sekolah yang lebih tinggi.
  7. Memperkenalkan guru-guru tentang program testing yang dapat melengkapi informasi tentang anak untuk digunakan secara bersama-sama dengan informasi-informasi lainnya yang diperoleh guru di dalam kelas.
  8. Menyediakan kesempatan bagi individu siswa yang membutuhkan bantuan untuk mengikuti konseling dan mendapatkan informasi pendidikan dan jabatan.
  9. Bertindak sebagai perantara untuk layanan-layanan khusus yang tersedia di luar sistem persekolahan.
  10. Memberikan bantuan dalam penempatan siswa dalam kelas-kelas dan sekolah yang sesuai.
  11. Bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain dalam mengkoordinasi program kesehatan mental siswa.
Kedudukan Bimbingan Konseling di Sekolah 
Menurut Depdikbud Tahun 1973 (dalam Amti dan Marjohan, 1992) menyatakan bahwa sekolah seyogyanya memberikan pelayanan yang optimal berdasarkan tiga usaha pokok, yaitu:

  1. Pemupukan perasan ingin memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui penyajian berbagai mata pelajaran secara relevan, efektif, dan efisien.
  2. Penyelenggaraan administrasi sekolah yang memadai, yang menunjang terlaksananya pengelolaan proses belajar-mengajar yang optimal.
  3. Pelayanan bantuan khusus dalam menghadapi kemungkinan –kemungkinan serta kenyataan-kenyataan mengenai adanya kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal itu.
Berdasarkan tiga usaha pokok di atas, Amti dan Marjohan (1992) meringkasnya menjadi tiga bidang pokok pelayanan pendidikan di sekolah, yaitu:
  1. Bidang kurikuler, melalui penyajian mata pelajaran di sekolah.
  2. Bidang administrasi dan supervisi dalam bentuk penyelenggaraan administrasi dan supervisi di sekolah oleh kepala sekolah, guru, dan berbagai tenaga yang terkait.
  3. Bidang bimbingan melalui pemberian bantuan kepada siswa-siswa dengan memperhatikan berbagai kemungkinan dan kenyataan tentang adanya masalah-masalah yang dapat timbul dalam bidang pertama dan kedua di atas, atau masalah-masalah lain yang berada di luar kedua bidang itu tetapi dapat menghambat pencapaian tujuan perkembangan siswa yang optimal.
Kebutuhan Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar (SD)

Permasalahan individu selalu muncul, begitu pula dengan siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, siswa perlu dibantu untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang diahadapinya, baik masalah yang tengah dihadapi maupun masalah yang mungkin akan muncul pada masa yang akan datang. Dari alasan ini, maka bimbingan dan konseling sangatlah berperan. Sejalan dengan sebab-sebab yang terjadi, kebutuhan akan bimbingan dan konseling di sekolah dasar bertolak dari upaya-upaya berikut (Amti dan Marjohan, 1992):

  • Membantu Siswa Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya
Menurut Havighurst (dalam Amti dan Marjohan, 1992), tugas perkembangan yang harus dilaksanakan oleh siswa sekolah dasar (usia 6-12 tahun) yaitu:

  1. Mempelajari keterampilan-keterampilan fisik yang diperlukan dalam bermain.
  2. Mengembangkna keseluruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.
  3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
  4. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
  5. Mempelajari peranan sosial, baik sebagai wanita maupun pria.
  6. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
  7. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan norma-norma.
  8. Mendapatkan kebebasan pribadi.
  9. Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan badan-badan sosial.
Guru perlu memahami tugas perkembangan tersebt karena dengan memahaminya, ia akan mampu melaksanaan pendidikan sesuai dengan kematangan, kesiapan, dan kebutuhan siswa.

  • Membantu Memenuhi Kebutuhan-Kebutuhan Dasar Siswa
Ada lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow (dalam Amti dan Marjohan, 1992) yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Jika setiap kebutuhan dapat terpenuhi maka akan mendatangkan kepuasan, kesenangan, dan kebahagiaan bagi orang yang bersangkutan. Bagi siswa di sekolah, terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya dimungkinkan akan mencapai perkembangan secara optimal. Tugas bimbingan dan konseling di sini adalah membantu agar siswa dapat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

  • Mengatasi Pengaruh Kondisi Rumah Tangga yang Kurang Menguntungkan
Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada yang orang tuanya kaya, ada yang miskin, ada yang broken home, ada yang ditolak atau tidak diterima sebagaimana mestinya, dan ada anak yang dilindungi dan dipilihkasih secara berlebihan. Kondisi rumah tangga yang seperti itu akan mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga, perlunya bimbingan dan konseling untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut.

  • Mengatasi Pengaruh Kondisi Sekolah yang Tidak Sehat
Tidak selamanya sekolah dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah bagi siswa. Kondisi tersebut diantaranya adalah (1) kurikulum yang tidak sesuai, (2) persaingan yang tidak sehat sesama murid, (3) guru kurang memahami perbedaan-perbedaan individu murid, (4) pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur,dan (5) kepribadian guru serta cara pengelolaan di kelas yang kurang mantap.

  • Mengatasi Pengaruh Kondisi Sosial-Budaya yang Kurang Menguntungkan
Kemajuan-kemajuan teknologi, dan lainnya dalam berbagai bidang dapat menimbulkan perubahan dalam berbagai segi kehidupan dalam masyarakat seperti sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Perubahan yang ditimbulkan ini tidak hanya menguntungkan, tapi juga merugikan. Bagi anak sekolah dasar dapat memunculkan sikap malas belajar, tidak mau menggunakan pikiran secara cermat, dan lain-lain.
Sebagai lembaga formal, sekolah harus mampu bertanggungjawab mendidik dan mengajak siswa agar dapat menjadi warga masyarakat yang baik dan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Jika hanya kegiatan belajar-mengajar dikelas saja tidak cukup. Dalam hal ini, diperlukan adanya layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling yang akan membantu keberhasilan pengajaran pendidikan secara keseluruhan.

  



Bimbingan Konseling Untuk Siswa SD

Bimbingan Konseling Untuk Siswa SD 

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami  DISINI  



Kompetensi tersebut akhirnya bermuara pada mata pelajaran yang diasuh sesuai dengan basic ilmu yang digelutinya.
Pada tingkatan ini dalam diri guru melekat erat tugas yang telah isyaratkan oleh undang-undang tersebut sesuai dengan kompetensi yang di miliki.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Bimbingan Konseling juga merupakan ilmu yang diterapkan di sekolah yang mempunyai tujuan dasar sebagaimana terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen tersebut.
Secara formal kedudukan Bimbingan Konseling (BK) terdapat dalam sistem pendidikan di Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahannya sedangkan hal yang berhubungan dengan pendidikan di Sekolah Dasar (SD)  terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor  28 Tahun 1999 Pasal 25 ayat 1 dan  terbaru Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) Nomor 111 tahun 2014 yang  menjelaskan bahwa:
Pertama,Satuan pendidikan SD/MI/SDLB dalam penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI/SDLB adalah konselor atau guru BK.
Kedua, pada satu SD/MI/SDLB atau gugus/sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat konselor atau guru BK untuk menyeleggarakan layanan bimbingan dan konseling.
Ketiga, konselor atau guru BK dapat bekerja sama dengan guru kelas dalam membantu tercapainya perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan pribadi,sosial,belajar dan karir secara utuh dan optimal.
Realitas menyatakan bahwa di Sekolah Dasar (SD) pemberian layanan konseling selama ini tidak diberikan oleh guru khusus atau guru pembimbing seperti pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Untuk mengambil peran ini guru kelas atau wali kelas merangkap tugas menjadi pembimbing di sekolah ataupun guru yang ada di sekolah tersebut yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan Bimbingan dan konseling untuk menjalankan tugas membimbing siswa ataupun Bimbingan Konseling tidak dijalankan.
Pemberian layanan konseling di Sekolah Dasar (SD) untuk  Provinsi NTT belum nampak bahkan hampir tidak ada sesuai dengan amanat PP Nomor  28 Tahun 1999 pasal 25 ayat 1 dan  PERMENDIKBUD Nomor 111 tahun 2014. kalaupun dijalankan oleh guru kelas atau guru yang dipilih sebagai guru pembimbing di sekolah tersebut konsekuensinya jelas yaitu Bimbingan dan Konseling tidak berjalan dengan efektif dengan alasan: pertama, beban tugas yang diemban oleh guru kelas. sebagai guru kelas mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anak. selain mengajar yang hampir setiap jam berada dalam ruang kelas, guru kelas juga dibebani dengan seperangkat administrasi lainnya.  maka konsekuensinya jelas pada pelaksanaan bimbingan konseling itu sendiri.pelaksanaan bimbingan konseling tidak berjalan maksimal.
Kedua, di Sekolah Dasar (SD) tidak ada guru Bimbingan dan Konseling (BK), Ketigadi sekolah dasar pelaksanaan bimbingan konseling tidak dipegang oleh guru BK. pelaksanan bimbingan konseling di SD pada umumnya belum berjalan. Kalaupun berjalan itupun guru kelas  merangkap sebagai guru BK. ada keuntungan dan kelemahannya guru kelas merangkap sebagai guru BK. keuntungannya adalah guru tersebut mempunyai alat yang praktis untuk mengadakan pendekatan dengan anak dan dapat melihat keadaan anak lebih saksama serta mengamati keadaan anak yang sebenarnya.
Namun mempunyai kelemahan yaitu karena guru kelas berhubungan juga dengan guru mata pelajaran dan berhubungan langsung dengan nilai, maka anak-anak akan menjadi kurang terbuka untuk menyatakan problemnya.
Apa yang diuraikan diatas bukan berarti merendahkan kinerja dari guru kelas ataupun guru yang telah disiapkan dari sekolah sebagai guru bimbingan konseling di Sekolah Dasar  (SD). Menjadi pertanyaan apakah di SD harus mempunyai guru BK?
Adalah suatu hal yang ideal apabila di satu sekolah dasar  mempunyai guru Bimbingan dan konseling. Hal ini sesuai dengan amanat PPNomor  28 tahun 1999 pasal 25 dan  PERMENDIKBUD Nomor 111 tahun 2014 dan kebutuhan dasar dari anak tersebut sesuai dengan tugas pokok seorang guru BK.
Peran guru BK dalam membentuk karakter siswa
Pelayanan Bimbingan dan Konseling bersumber pada kehidupan manusia itu sendiri. Realitas menyatakan bahwa tidak semua orang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Ada orang yang bisa menyelesaikan masalanya sendiri tanpa butuh bantuan orang lain sedangkan ada sebagian orang yang tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.dalam hal ini anak SD juga tidak luput dari permasalahan yang ada.
Usia SD merupakan usia emas di mana anak berkembang untuk menemukan akunya, nilai-nilai dasar moral dan belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar  . oleh karena itu peran guru BK di Sekolah Dasar sangatlah penting untuk membentuk pribadi anak yang berkualitas sehingga menjadi peletak dasar yang baik untuk perkembangan anak selanjutnya karena tujuan dari Bimbingan adalah memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa dalam rangka upaya siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.(Prayitno 1997:23)
Faktor Pentingnya Penerapan Bimbingan Konseling di SD
Pertama Aspek perkembangan IPTEK, Perkembangan zaman yang serba canggih ini banyak menimbulkan modernisasi di segala bidang kehidupan manusia. Termasuk anak SD.
Bahkan melalui media elektronik maupun cetak kita bisa melihat atau membaca fenomena masalah yang terjadi pada diri anak SD. misalnya kekerasan seksual, tawuran, merokok dan  lainnya. baik sebagai korban maupun pelaku. Untuk itu guru bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam upaya memberikan pemahaman dengan cara yang tepat sehingga bisa mencegah atau menyelesaikan masalah di Sekolah tersebut .
kedua Aspek pendidikan tujuan utama dari pendidikan itu sendiri adalah memanusiakan manusia.
Dan bagaimana siswa itu menjadi manusia yang dicita-citakan maka butuh arahan/bimbingan dari orang dewasa atau orang yang menguasai perkembangan peserta didik itu sendiri. Dalam bimbingan konseling aspek pendidikan masuk pada bimbingan belajar.
Dalam bimbingan ini siswa di bantu oleh guru bimbingan konseling untuk mengatasi masalah atau memberikan bagaimana cara belajar yang tepat sesuai dengan karakter anak sehingga memdahkan anak itu sendiri.
ketiga Aspek psikologis,aspek psikologis berkaitan dengan persoalan siswa tersebut dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. misalnya tidak ada kecenderungan untuk mengabaikan kegiatan sekolah, tidak membuat gaduh di kelas, tidak selalu menyendiri dan respek terhadap persoalan yang berkembang di sekolah.
Kita ketahui bahwa tidak semua siswa menjadi seorang siswa, artinya banyak siswa yang membutuhkan penanganan secara serius , terkait dengan kenakalan mereka. hal ini butuh orang yang khusus untuk menanganinya.
Solusinya
Pertama, mensosialisasikan dan membuat regulasi yang pasti untuk penempatan guru Bimbingan dan Konseling di SD sesuai dengan amanat PP Nomor  28 tahun 1999 pasal 25 ayat 1 dan PERMENDIKBUD  Nomor 111 tahun 2014  sehingga semua unsur terutama yang berkaitan dengan bidang pendidikan mengetahui dan mengaplikasikannya dalam lembaga pendidikannya masing-masing.
Kedua,sesuai dengan amanat Pemerintah Nomor  28 tahun 1999 pasal 25 ayat 1 dan PERMENDIKBUD  nomor 111 tahun 2014 diatas maka sekolah bisa menghadirkan guru Bimbingan Konseling baik guru honorer maupun Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya hanya membimbing siswa dan tidak mengasuh mata pelajaran yang lain.
Ketiga,mengangkat tenaga konselor atau guru bimbingan konseling satu orang untuk satu gugus atau beberapa sekolah. ini sesuai dengan amanat Pemerintah Nomor  28 tahun 1999 pasal 25 ayat 1 dan  PERMENDIKBUD Nomor 111 tahun 2014 bagian kedua
Keempat, kalau memang di daerah tertentu yang mungkin kekurangan guru Bimbingan Konseling dan melihat bahwa  keberadaan guru Bimbingan Konseling sangat penting maka alternatifnya sekolah memberikan kepercayaan ini kepada salah satu guru yang ada di sekolah tersebut sebagai guru pembimbing namun sebelumnya diberikan pelatihan/pembimbingan atau bimbingan teknis tentang profesi guru Bimbingan dan Konseling dari yang berwenang.

Mempresentasikan Laporan Untuk PTK

Mempresentasikan Laporan Untuk PTK 


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami  DISINI 


  1. 1. Balai Diklat Keagamaan Bandung SEMINAR PTK E d i t e d B y F i rma n Nu g r a h a B a s e d s l i d e F i r d o s Mu j a h i d i n
  2. 2. Firman Nugraha Widyaiswara Madya HOME BASE Balai Diklat Keagamaan Bandung INTEREST ICT, Publikasi Ilmiah, Pendidikan dan Sosial Keagamaan CONTACT firmanugraha@kemenag.go.id phiemanbdg@gmail.com firman-nugraha.blogspot.com 2
  3. 3. Firdos Mujahidin Widyaiswara Madya HOME BASE Balai Diklat Keagamaan Bandung INTEREST Publikasi Ilmiah, Kurikulum, dan Kajian Kependidikan lainnya CONTACT firdosmujahidin@kemenag.go.id 3
  4. 4. DESKRIPSI SINGKAT Dalam mata diklat ini dijelaskan tentang Presentasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mulai dari konsep sampai dengan p r a k t e k SEMINAR PTK
  5. 5. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini Peserta diklat diharapkan memiliki Kompetensi tentang Presentasi Penelitian Tindakan Kelas
  6. 6. Goal Dapat menjelaskan Pengertian Teknik Presentasi KTI/PTK Dapat mengidentifikasi Komponen-komponen dalam Presentasi KTI/PTK Dapat melaksanakan Seminar/Presentasi
  7. 7. Konsep 1 7
  8. 8. PRESENTASI KTI Cara yang digunakan untuk menyajikan sesuatu agar KTI yang disajikan dapat dipahami oleh audience sakaligus memperoleh masukan untuk perbaikan dari KTI yang disajikan tersebut 8
  9. 9. Komponen 2 9
  10. 10. Garis besar presentasi Pendahu luan Deskripsi Kondisi Awal; Deskripsi Hasil Siklus I (Plan, Action, Observ, Reflection);Deskripsi Hasil Siklus II; Pembahasan Tiap Siklus & Antar Siklus; Kesimpulan Hasil Penelitian Teori Metodo Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian logi Hasil Landasan Teori Penelitian yang relevan (bila ada) Kerangka berfikir Hipotesis Tindakan Setting Penelitian; Subjek Penelitian; Sumber Data; Teknik dan Alat Pengumpulan Data; Validasi Data; Analisis Data; Indikator Kinerja; Prosedur Penelitian Penutup  Kesimpulan  Saran
  11. 11. Bagian I Pendahuluan A Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah. B C Tujuan Penelitian Prosedur Penelitian D
  12. 12. Latar belakang masalah pada umumnya: Mengandung variabel Variabel: sesuatu yang dapat berubah-ubah Variabel pada masalah pokok yang diteliti dikenal dengan variabel terikat (Y) Masalah tidak berdiri sendiri selalu berkonstelasi dengan masalah lain Masalah lain tersebut umumnya mengandung variabel bebas (X)
  13. 13. Berbentuk kalimat tanya Mengacu ke masalah pokok Harus dijawab oleh penelitian Rumusan Masalah Dikembangkan dari identifikasi dan pembatasan masalah Mutu penelitian dipangaruhi mutu jawaban bukan banyaknya pertanyaan
  14. 14. Tujuan Penelitian Tindakan kepengawaasan dapat dilihat dari dua aspek: Tujuan Umum :Untuk meningkatkan Y Tujuan Khusus : Untuk meningkatkan Y melalui X Tujuan Penelitian
  15. 15. Manfaat Penelitian Teoritis Praktis 1 Mendapatkan/men dukung teori tentang Y melalui X 2 Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya 1 Manfaat bagi Siswa 2 Manfaat bagi Guru 3 Manfaat bagi Sekolah
  16. 16. Bagian II Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis A Landasan Teori Penelitian Relevan (jika ada) B C Kerangka Berfikir Hipotesis Tindakan D
  17. 17. Diambil dari berbagai aliran Sebagai dasar untuk mencari kebenaran berdasarkan kajian teori Teori- teori yang diambil harus r e l e v a n Relevan dengan permasalahan dan variabel yang diambil Diambil dari teori-teori y a n g t e r b a r u Landasan Teori
  18. 18. Penelitian yang Relevan Relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti Untuk menghindari duplikasi Penelitian relevan baik dilakukan oleh peneliti sendiri maupun oleh orang lain
  19. 19. D i d a s a r k a n p a d a l a n d a s a n t e o r i Sebagai dasar untuk menentukan peng-ajuan hipotesis Klimaks dari kerangka berfikir umumnya terdapat kata : berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, diduga...(misalnya diduga melalui X dapat me n i n g k a t k a n Y) KERANGKA PEMIKIRAN Disesuaikan dengan permasalahan yang diambil
  20. 20. Hypotesis Merupakan jawaban sementara berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir Menjawab perumusan masalah yang diajukan Merupakan hipotesis tindakan bukan hipotesis penelitian
  21. 21. Bagian III METODOLOGI Setting Penel i t ian Subjek Penelitian Sumber Data Teknik dan Alat Pengumpulan Data Validasi Data Analisis Data Indikator Kinerja Prosedur Penelitian 21
  22. 22. Setting Penelitian Waktu Penelitian Tempat Penelitian 22 Kapan penelitian itu dilakukan Beri alasan mengapa penelitian dilakukan pada waktu itu (khususnya pada tindakan) Dimana penelitian itu dilakukan Beri alasan mengapa penelitian dilakukan pada tempat itu
  23. 23. Subjek Penelitian Pada PTK tidak menggunakan populasi, sample, dan teknik sampling Populasi = sample, merupakan subjek Subjeknya Siswa 23
  24. 24. Sumber Data Si swa s ebagai s u b je k p e n e l i t i a n Sumber Data Sumber data lain dari sesama Guru atau teman sejawat 24
  25. 25. Pengumpulan Data Teknik Alat Tes Obser vasi Wawan cara Soal Lembar observa si Pedoman wawanca ra
  26. 26. Nilai tes yang divalidasi instrumen tes. Menentukan validitas teoritik maupun validitas empirik (analisis kualitatif dan kuantitatif) Validasi Data Proses (observasi, wawancara) yang divalidasi datanya melalui triangulasi: • Triangulasi sumber • Triangulasi metode 26
  27. 27. ANALISIS DATA Tidak menggunakan uji statistik Menggunakan analisis diskriptif: 27
  28. 28. INDIKATOR KINERJA Merupakan kondisi akhir yang diharapkan Didasarkan pada pengalaman yang lalu Perlu pertimbangan untuk menetapkan indikator kinerja (jangan terlalu tinggi) 28
  29. 29. Menggunakan metode Penelitian Tindakan Mulai dari: Acting Observing Reflecting PTK Text in here Prosedur METODE TAHAPAN Rencana tindakan Planing
  30. 30. Bagian IV Hasil Penelitian & Pembahasan Deskripsi Kondisi Awal Kesimpulan dari Hasil Penelitian Pembahasan Tiap Siklus & Antar Siklus Deskripsi Hasil Siklus II Deskripsi Hasil Siklus I • Perencanaan Tindakan • Pelaksanaan Tindakan • Hasil Pengamatan • Refleksi
  31. 31. Bagian V Penutup Penutup Kesimpulan Saran
  32. 32. Praktik Seminar 3 32
  33. 33. Balai Diklat Keagamaan Bandung Selamat Presentasi 33

 

Membuat Proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Membuat Proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami  DISINI  

Proposal adalah suatu perencanaan yang sistematis untuk melaksanakan penelitian termasuk PTK. Di dalam proposal terdapat komponen dan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan PTK. Selain itu, proposal juga memiliki kegunaan sebagai usulan untuk pengajuan dana kepada instansi atau sumber yang dapat mendanai penelitian. Proposal terdiri dari dua bagaian, bagian pertama merupakan identitas proposal, sedangkan bagian kedua merupakan perencanaan penelitian yang berisi tentang desain penelitian, dan langkah-langkah pelaksanaan. Pembahasan proposal akan dibagi menjadi 3 langkah, yaitu mengenai format proposal, cara membuat proposal, dan cara menilai proposal (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999).
A. Format Proposal
Pada umumnya format proposal penelitian, baik penelitian formal maupun PTK sudah baku. Salah satu format proposal yang ada saat ini adalah yang dikembangkan oleh Tim Pelatih Proyek PGSM sebagai berikut.
Halaman Judul (kulit luar)
Berisi judul PTK, nama peneliti dan lembaga, serta tahun proposal itu dibuat.
Halaman Pengesahan
Berisi identitas peneliti dan penelitian yang akan dilakukan, yang ditandatangani oleh ketua peneliti dan ketua/ kepala lembaga yang mengesahkan. Di perguruan tinggi yang mengesahkan proposal penelitian adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Dekan.
Kerangka Proposal
  1. Judul Penelitian
  2. Bidang Ilmu
  3. Kategori Penelitian
  4. Data Peneliti:
  • Nama lengkap dan gelar
  • Golongan/ pangkat/ NIP
  • Jabatan fungsional
  • Jurusan
  • Institusi
  1. Susunan Tim Peneliti
  • Jumlah
  • Anggota
  1. Lokasi Penelitian
  2. Biaya Penelitian
  3. Sumber Dana

B. Perencanaan PTK
Berdasarkan format proposal tersebut di atas, tugas peneliti selanjutnya adalah mengembangkan rancangan (desain) PTK. Rancangan tersebut adalah:
  • Judul
Judul PTK dinyatakan dengan jelas dan mencerminkan tujuan, yaitu mengandung maksud, kegiatan atau tindakan, dan penyelesaian masalah.
  • Latar Belakang
Berisi informasi tentang pentingnya penelitian dilakukan, mengapa Anda tertarik dengan masalah ini? Apakah masalah tersebut merupakan masalah riil yang Anda hadapi sehari-hari? Apakah ada manfaatnya apabila diteliti dengan PTK? Untuk ini perlu didukung oleh kajian literatur atau hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan baik oleh Anda sendiri maupun orang lain.
  • Permasalahan
Masalah dalam PTK harus diangkat dari pengalaman sehari-hari. Anda perlu mengkaji masalah tersebut, melakukan analisis, dan jika perlu menanyakan kepada para siswa Anda tentang masalah tersebut. Setelah Anda yakin dengan masalah tersebut, rumuskan kedalam bentuk kalimat yang jelas. Biasanya rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
  • Cara Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah dilakukan setelah Anda melakukan analisis dan pengkajian terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga ditemukan cara pemecahannya. Untuk menemukan cara pemecahan terhadap suatu masalah, Anda dapat melakukannya dengan mengacu pada pengalaman Anda selama ini, pengalaman teman Anda, mencari dalam buku literatur dan hasil penelitian, atau dengan berkonsultasi dan berdiskusi dengan teman sejawat atau para pakar. Cara penyelesaian masalah yang Anda tentukan atau pilih harus benar-benar “applicable”, yaitu benar-benar dapat dan mungkin Anda laksanakan dalam proses pembelajaran.
  • Tujuan dan Manfaat PTK
Berdasarkan masalah dan cara penyelesaiannya, Anda dapat merumuskan tujuan PTK. Rumuskan tujuan ini secara jelas dan terarah, sesuai dengan latar belakang masalah dan mengacu pada masalah dan cara penyeesaian masalah. Sebutkan pula manfaat dari PTK ini, yaitu nilai tambah atau dampak langsung atau pengiring terhadap kemampuan siswa Anda.
  • Kerangka Teoritis dan Hipotesis
pengetahuan teoritis Anda berkaitan dengan masalahpenelitian yang akan diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. Kajian teoritis ini sangat berguna untuk memperkaya Anda dengan variabel yang berkaitan dengan masalah tersebut. Selain itu, Anda juga dapat memperoleh masukan yang dapat membantu Anda dalam melaksanakan PTK, terutama dalam merumuskan hipotesis.
  • Rencana Penelitian
Mencakup penataan penelitian, faktor-faktor yang diselidiki, rencana kegiatan (persiapan, implementasi, observasi dan interpretasi, analisis, dan refleksi), data dan cara pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian.
  • Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi bentuk aktivitas terkait dengan penelitian dan rancangan waktu kapan dilaksanakan dan dalam jangka berapa lama. Untuk membuat jadwal penelitian Anda harus menginventaris jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari awal perencanaan, penyusunan proposal sampai dengan selesainya penulisan laporan. Jadwal PTK umumnya disusun dalam bentuk bar chart.
  • Rencana Anggaran
Cantumkan anggaran yang akan digunakan dalam PTK Anda, terutama jika PTK ini dibiayai oleh sumber dana tertentu. Rencana biaya meliputi kegaitan sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Pada tiap-tiap tahapan diuraikan jenis-jenis pengeluaran yang dilakukan serta berapa banyak alokasi dana yang disediakan untuk tiap-tiap kegiatan.





Monday, February 27, 2017

Tindakan Bimbingan dan Konseling

Tindakan Bimbingan dan Konseling

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini

Atau Cek FB Kami  DISINI  


A.   Pendahuluan
1.    PTK merupakan salah satu jenis PPKP., yaitu penelitian yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Satuan Pendidikan dalam rangka upaya meningkatkan mutu lulusan/luaran.

2.    PPKP terdiri atas Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian  Eksperimen Kuasi, dan Penelitian Pengembangan.

3.   Bidang Kajian P.P.K.P.:
a. Bidang Pembelajaran----untuk Guru/Dosen:
1)  Pelaksanan pembelajaran, a.l. pengelolaan kelas, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, pengajaran remedial, PAIKEM.
2)    Penggunaan Bahan Ajar dan Alat Bantu Pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar, misalnya modul, penggunaan petunjuk mempelajari buku paket, computer assisted learning, penggunaan media pembelajaran, penggunaan alat peraga, dll.
3)  Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran, misalnya perpustakaan---baik cetak maupun elektronik, internet, dan sumber lain, misalnya nara sumber,dosen tamu, lingkungan.
4) Pelaksanaan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, misalnya evaluasi otentik/kinerja, penilaian portofolio, evaluasi diagnostik dan tindakan pembelajarannya.



            b. Bidang Bimbingan dan Konseling---untuk Guru BK:
     1) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, misalnya pro-gram bimbingan, manajemen bimbingan, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dengan berbagai strategi dan teknik serta medianya, kegiatan pendukung.
2)    Pengembangan dan pemanfaatan Sumber dan Media bimbingan dan konseling, misalnya bahan bimbingan, pemanfaatan kotak masalah, pemanfaatan papan bimbingan/konsultasi, pemanfaatan perpustakaan---tampilan pustaka.
3)    Pelaksanaan Evaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling, misalnya pengembangan instrumen evaluasi, pemanfataan alat ungkap masalah, pemanfaatan jenis instrumen pemahaman individu.



B.   Konsep Dasar Penelitian Tindakan   (Kelas / BK)
1.    Pengertian:
a. Penelitian Tindakan: sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifatreflektif mandiri, yang memiliki tujuan melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi (Dewa Komang Tantra, 2005).
    b. Suatu tindakan pengumpulan, mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data yang diperoleh dari suatu tindakan atau perbuatan yang sengaja dirancang dan dilakukan salam rangka merumuskan metode atau sistem yang lebih baik (Nana Sudjana, 2009: 7)
c. PT K/BK merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru/dosen di kelasnya sendiri melalui refleksi diri yang diikuti dengan tindakan yang bertujuan memperbaiki kinerjanya---pembelajaran/layanan BK, sehingga hasil pembelajaran /layanan BK meningkat.

2. Pelaksanaan PT K/BK diawali dengan kerisauan Guru---Mapel /Kelas/Praktek/BK/Dosen akan kinerjanya---pembelajaran/ layan-an BK, ... kemudian melakukan refleksi diri dan selanjutnya melakukan penelitian dengan tindakan memperbaiki kinerja---pembelajaran/layanan BK menuju ke arah perbaikan hasil kinerja (sebagai indikator keberhasilan).
3. Masalah penelitian yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata dalam pembelajaran/bimbingan dan konseling yang merisaukan dan mampu diselesaikan oleh Guru---Mapel/Kelas/Praktek/ BK/Dosen.
4. Tindakan yang dilaksanakan adalah tindakan pembelajaran/ bimbingan dan konseling---berbagai jenis pendekatan/model/ strategi/metode/teknik/media pembelajaran atau layanan bimbingan dan konseling.
5. PT K/BK dilaksanakan secara kolaboratif antara Guru/Dosen---Mapel/Makul, Praktek, Kelas, BK dengan dosen atau peserta didik.
6. PTK/BK dilaksanakan secara bersiklus---sampai dengan terca-painya indikator kinerja/keberhasilan kinerja yang diren-canakan oleh Guru/Dosen.----Rangkaian kegiatan P-T-O&E-R.(Planning,Acting,Observing,Reflcting)

Rangkaian kegiatan PTK/BK yang meliputi kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi & Evaluasi, dan Refleksi dapat digambarkan dalam bentuk skhema berikut:



C.  Tahapan Pelaksanaan PTK/BK
1. Tahap Perencanaan Perbaikan: identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, dan penetapan Rencana Tindakan.
2.    Tahap pelaksanaan Tindakan:
a.    penyiapan pelaksanaan (rencana dan skenario, fasilitas /sarana pendukung, cara merekam/ mencatat dan mengana-lisis data proses perbaikan, … bilamana perlu dilakukan simulasi),
b.    pelaksanaan tindakan (tidak mengganggu pembelajaran, memperhatikan aturan dan etika tugas profesional Guru/ Dosen, mendapat dukungan  masyarakat sekolah).

3.    Observasi,  Evaluasi dan Interpretasi dilaksanakan bersama-an dengan pelaksanaan tindakan.

4.    Reflleksi diawali dengan kegiatan analisis data, yaitu menye-leksi dan mengelompokkan data, memaparkan dan mendes-kripsikan data dalam bentuk narasi, tabel, dan/atau grafik, serta menyimpulkan secara deklaratif.  Berdasarkan hasil analisis data dilaksanakan refleksi dan diikuti dengan perencanaan lanjutan dalam bentuk revisi dari rencana perbaikan yang telah dilaksanakan.

5.  Kegiatan PTK/BK berakhir bilamana target perbaikan pembelajaran/layanan BK yang berdampak pada peningkatan hasil pembelajaran/layanan BK---sebagai indikator keberhasil-an yang diharapkan telah tercapai. Dengan demikian banyaknya siklus tergantung pada capaian indikatorkeberhasilan kinerja/target hasil pembelajaran/layanan BK yang direncanakan.

6. Laporan disusun dan disebar luaskan dalam konteks tilik sejawat agar Guru/Dosen yang lain dapat menelaah/meman-faatkan laporan hasil penelitian tersebut.

D. Proposal PTK/BK
Komponen Proposal PTK/BK
1.    Judul Penelitian: jelas (a) masalah/apa yang akan diperbaiki? (variabel in put), (b)  tindakan apa untuk memperbaiki? (vari-abel proses), (c) tingkatan hasil yang diharapkan? (variabel  out put), (d) siapa/subyek yang dikenai perbaikan, (e)  kapan/waktu dan dimana/tempat dilaksanakannya penelitian?.

2.    Bidang/Obyek Kajian: pendekatan, model, strategi, metode, teknik, atau media pembelajaran ataulayanan BK, kegiatan pendukung,  evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling.

3.    Bab I: Pendahuluan:
a.    Latar Belakang, berisi (1) kondisi ideal yang mesti-nya ada, (2) fokus masalah riildengan ditunjukkan bukti-bukti permasalahan yang diajukan, (3) uraian dampak masalahjika tidak diatasi, (4) analisis penyebab masalah  dan (5) alternatif tindakan yang sesuai dengan permasalahan.
b.    Perumusan dan cara pemecahan masalah, berisi (1) pertanyaan penelitian, dan (2) alternatif tindakan yang direncanakan disertai dengan argumentasinya.
c.    Tujuan Penelitian, (1) runtut dengan rumusan masa-lah dan (2) jelas untuk mengatasi masalah dengan melalui perbaikan kinerja.
d.    Manfaat Penelitian, (1) manfaat teoritis, dan (2) manfaat praktis---bagi peserta didik, guru, dosen dan/atau sekolah/satuan pendidikan.

4.    Bab II: Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan:
a.    Kajian Pustaka: berisi (1) kajian teori, konsep, dan (2) hasil penelitian yang relevan darivariabel-variabel utama dari sumber-sumber yang relevan.
b.    Kerangka Pemikiran: Sajian kerangka pemikiran dalam bentuk deskripsi maupun skema/bagan/gambar, disertai penjelasan yang runtut dan logis antara variabel masalah, variabel tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian/masalah secara konseptual.
c.    Hipotesis tindakan/kinerja: menunjukkan jawaban konseptual terhadap pertanyaan penelitian/masalah berdasarkan kajian teori, konsep, dan hasil penelitian.

5.    Bab III: Metode atau Metodologi Penelitian
a.    Perencanaan Umum:
(1)       Penentuan Subyek dan Setting (tempat/lokasi) Penelitian yang jelas.
(2)       Variabel Penelitian: uraian tentang (a) variabel in put, (b) variabel proses, dan (c) variabel out put.
(3)       Rencana tindakan: uraian mengenai  tindakan yang akan dilaksanakan untuk mengubah  kondisi  atau perilaku, 
(4)       Data dan Cara pengumpulan data: menguraikan dengan jelas (a) jenis data yang akan  dikumpul-kan, (b) teknik pengumpulan data yang sesuai, (c) uji validitas data, dan (d)  teknik analisis data.

b. Pelaksanaan tindakan mencakup penjelasan:
    (1) Langkah-langkah/prosedur penelitian yaitu 4 langkah PTK/BK  (perencanaan, skenario pelaksa-naan tindakan, observasi & evaluasi, dan refleksi), 
     (2)  Skhema siklus tindakan yang akan dilaksanakan.

c.    Indikator Kinerja: memaparkan tolok ukur keberha-silan tindakan yang akan dilaksanakan sebagai dasar penilaian keberhasilan perbaikan tindakan pembelajar-an/layanan bimbingan dan konseling.

     6.  Jadwal Penelitian: perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan penelitian.
     7. Biaya Penelitian: rincian biaya penelitian yang direncanakan.
     8. Personalia: identitas dan peranan setiap angota penelitian.
9. Daftar Pustaka.
10. Lampiran: Curicullum Vitae anggota penelitian, instrumen      penelitian, dan surat-surat yang diperlukan.

E. Laporan Penelitian Tindakan
Sebagai bentuk karangan ilmiah, laporan penelitian tindakan (Kelas/BK) mengacu pada panduan penyusunan karangan ilmiah, baik mengenai sistematika maupun tata tulisnya.
  1. Sistematika Laporan Penelitian Tindakan (Kelas/BK).
a.    Bagian awal, memuat beberapa halaman , yaitu (1) Cover/ Judul, (2) Persetujuan dan pernyataan dari Kepala Sekolah tentang keaslian tulisan dari penulis, (3) Pernyataan dari Perpustakaan bahwa makalah/hasil penelitian tersebut telah disimpan di perpustakaan, (4) Pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan vitanda tangani penulis, (5) Kata Pengantar, (6) Daftar Isi, (7) Daftar Tabel,  (8) Daftar Gambar, (9) Daftar Lampiran, dan (10) Abstrak atau Ringkasan.

b.    Bagian Tengah, memuat bagian inti laporan penelitian yang terdiri atas beberapa bab, yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN, berisi uraian sama dengan BAB I PROPOSAL PTK/BK

BAB II: KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAK-AN, berisi uraian sama dengan isi uraian pada BAB II PROPOSAL PTK/BK atau diperluas sesuai Koper-luan, terutama pada Kajian Pustaka.

BAB III: METODE PENELITIAN ATAU METODOLOGI PENELITIAN, berisi (A) Uraian singkat tentang jenis penelitian yang dilaksanakan beserta argumentasi digunakannya jenis penelitian tindakan, dan (B) Prosedur Penelitian: prosedur diagnosis masalah, pelaksanaan tindakan yang direncanakan, prosedur observasi & evaluasi---(uraian tentang instrumen pengumpulan data, jenis, penyusunan, dan penggu-naannya), prosedur refleksi.

BAB IV: PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN (KELAS/BK), berisi (A) uraian  yang menggambarkan pelaksanaan penelitian tindakan setiap siklus (persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi & evaluasi, dan refleksi), dan (B)Pembahasan , yaitu pendapat peneliti tentang plus-minus atau kelebihan-kekurangan tindakan yang telah dilaksanakan, serta kemungkinan untuk diterap-kan kembali untuk memperoleh hasil pembelajaran/ layanan bimbingan dan konseling yang maksimal.   

BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN, berisi uraian tentang (A) Kesimpulan hasil penelitian, (B) Implikasi dalam praktek pembelajaran/bimbingan, dan konseling, dan (C) Saran.

DAFTAR PUSTAKA

c.    Bagian Akhir: berisi lampiran-lampiran.

2. Tata Tulis Laporan   Penelitian Tindakan (Kelas/BK)
      Tata tulis laporan PTK/BK mengikuti aturan tata tulis ilmiah, diantaranya mengenai sistematika, sistem penulisan dan pengetikan, jenis dan besar huruf yang digunakan, dsb.

CATATAN:
Perhatikan keruntutan antar bagian, yaitu keruntutan yang logis antar bagian, terutama judul penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis tindakan (untuk Proposal); dan selanjutnya dengan kesimpulan hasil penelitian (untuk laporan lengkap penelitian).

LATIHAN:
1.Merumuskan Judul PTK/BK:---bersama-sama
a.                                                        Masalah/Apa yang akan ditingkatkan/diubah: …………?
b.                                                        Tindakan apa yang akan dilaksanakan: ………..?
c.                                                        Siapa peserta didik/subyek yang akan dikenai tindakan:…..?
d.                                                        Dimana tempat dan waktu pelaksanaan penelitian: …….?

     2. Menyusun BAB I: PENDAHULUAN-
a.    Latar belakang masalah: kondisi ideal, kondisi riil, dampak  jika tidak dilakukan tindakan, analisis faktor penyebab, dan rencana tindakan.
b.    Rumusan masalah, dalam bentuk kalimat tanya.
c.    Tujuan penelitian
d.    Manfaat Penelitian: teoritis dan praktis.

3. Merancang BAB II: KAJIAN PUSTYAKA--
 Teori, konsep, dan hasil penelitian yang terdahulu tentang variabel penelitian, hipĆ³tesis tindakan.

4. MERANCANG METODE / METODOLOGI PENELITIAN-
a.    Perencanaan umum:  Subyek dan setting,   Variabel Penelitian, Ren-cana tindakan, Data dan Cara pengumpulan data, Teknik pengumpulan data yang sesuai, uji validitas data, dan  teknik analisis data.
b.    Pelaksanaan tindakan: Prosedur penelitian yang 4 langkah PTK/BK, dan Siklus tindakan yang akan dilaksanakan.
c.    Indikator Tindakan: memaparkan tolok ukur keberhasilan tindakan.