Saturday, July 30, 2016

Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Dan Siswi

Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Dan Siswi

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini

Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri………… Tahun Pelajaran 2014/2015
LAPORAN TINDAKAN KELAS

Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Sertifikasi Guru
OLEH :
………………..
NIP. ………………..
DINAS PENDIDIKAN KOTA ….



HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan….. Kabupaten ……….. hasil karya dari:
  1. Identitas Peneliti :
Nama                           :  ………………
NIP                             :  …………………..
Unit Kerja                   :
  1. Lokasi Penelitian :
  2. Lama Penelitian :
  3. Judul :  Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri………… Tahun Pelajaran 2014/2015
……………20…
Kepala Sekolah
……………
NIP. …………………..


HALAMAN PUBLIKASI


Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan…. hasil karya dari:
  1. Identitas Peneliti :
Nama                           :  ………………
NIP                             :  …………………..
Unit Kerja                   :
  1. Lokasi Penelitian :
  2. Lama Penelitian :
  3. Judul :  Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri………… Tahun Pelajaran 2014/2015 SMA Negeri…… Tahun Pelajaran 2014/2015
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi syarat Sertifikasi Guru. Karya ilmiah ini dipublikasikan dan didokumentasikan didokumentasikan di perpustakaan ……….
……………… 20….
Pustakawan
………………
NIP. ………………….
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul “Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri………… Tahun Pelajaran 2014/2015, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
  1. Kepala Dinas Pendidikan Kota ……………
  2. Ketua PD II PGRI Kota ………………..
  3. Rekan-rekan Guru …………………………………………..
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
ABSTRAK
………………2014.   Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri………… Tahun Pelajaran 2014/2015
Kata Kunci:   behavioral
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apakah Pembelajaran dengan Layanan Bimbingan Dan Konseling   berpengaruh terhadap hasil belajar   Bimbingan Konseling ? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran   Bimbingan Konseling   dengan diterapkannya metode pembelajaran Layanan Bimbingan Dan Konseling ?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap pengaruh Pembelajaran dengan Layanan Bimbingan Dan Konseling   terhadap hasil belajar   Bimbingan Konseling . (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran   Bimbingan Konseling   setelah diterapkannya Pembelajaran dengan Layanan Bimbingan Dan Konseling
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas XI . Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (72%), siklus II (88%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran Layanan Bimbingan Dan Konseling dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas XI , serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative Bimbingan Konseling .
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………………………….
Halaman Pengesahan ……………………………………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………….
Abstrak ……………………………………………………………………………………………………….
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………….
BAB ….. I       PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah …………………………………………………….
  2. Perumusan Masalah…………………………………………………………….
  3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………….
  4. Pentingnya Penelitian ……………………………………………….. ………
  5. Definisi Operasional Variabel ……………………………………..
  6. Batasan Masalah ……………………………………………………………….
BAB     II       TINJAUAN PUSTAKA
  1. ………………………………………………………………………………..

BAB     III     METODOLOGI PENELITIAN
  1. Bentuk Penelitian Tindakan ………………………………………………..
  2. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian ………………………………..
  3. Rancangan Penelitian ………………………………………………………..
  4. Instrumen Penelitian ………………………………………………………….
  5. Metode Pengumpulan Data ………………………………………………..
  6. Teknik Analisis Data ………………………………………………………….
BAB     IV     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  1. Analisi Item Butir Soal ……………………………………………………..
  2. Analisis Data Penelitian Persiklus ……………………………………….
  3. Pembahasan ……………………………………………………………..
BAB     V     PENUTUP
  1. Kesimpulan ………………………………………………………………………
  2. Saran-saran ……………………………………………………………… ………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa datang”.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa upaya pendidikan secara menyeluruh itu meliputi tiga kegiatan pokok yakni: bimbingan, pengajaran, dan pelatihan. Pelaksanaan ketiga kegiatan pokok tersebut tentu saling menunjang, sebab hal ini akan mendatangkan kekuatan yang sinergis bagi pendidikan untuk mencapai tujuannya, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Meskipun Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang secara eksplisit tidak menyebutkan tiga kegiatan pokok tersebut, namun dari pengertian yang disebutkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 (pasal 1) yakni ”pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” dari sini secara implisit terkandung tiga kegiatan pokok tersebut, sebab untuk “mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran” yang kondusif dan komprehensif mesti ditempuh melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan.
Pengajaran dan pelatihan, tak mungkin ditempuh tanpa adanya atau melewatkan aspek bimbingan, sebab pada masa sekarang begitu banyak problematika yang dihadapi siswa (peserta didik) yang akan efektif ditempuh atau dipecahkan lewat bimbingan. Sebaliknya, bimbingan dan pengajaran saja tidak cukup tanpa disertai pelatihan, sebab aspek ketrampilan peserta didik akan terwujud terutama lewat pelatihan, tentu dengan tidak meninggalkan aspek bimbingan dan pengajaran. Demikianlah, ketiga kegiatan pokok pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tetap dijalankan dalam realisasinya dalam dunia pendidikan saat ini, meskipun Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tidak secara eksplisit menyebut tiga kegiatan tersebut.
Untuk kegiatan bimbingan (yang di sekolah lebih dikenal dengan sebutan Bimbingan dan Konseling atau BK) itu sendiri, keberadaannya bagi pendidikan di sekolah terasa sekali manfaatnya. Hal ini salah satunya didorong oleh beragam problem, permasalahan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa saat belajar, yang itu tidak dapat atau kurang sesuai jikadiselesaikan dengan/oleh kegiatan pengajaran dan pelatihan, namun melalui bimbingan dan konseling (BK).
Istilah layanan BK terdiri dari dua kata yakni “bimbingan” dan “konseling”. Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. Bimbingan bertujuan membantu seseorang agar bertambah kemampuan bertangung jawab atas dirinya.
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah – masalahnya.
Yang dimaksud dengan layanan bimbingan dan konseling di sini adalah salah satu bentuk sarana dalam BK yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan warga masyarakat. Layanan bimbingan dan konseling mencakup tujuan, kegiatan atau pokok-pokok layanan, pelaksanaan dan hal-hal khusus yang perlu mendapat perhatian yang berkenaan dengan layanan atau kegiatan tersebut.
Layanan bimbingan dan konseling disini bukan menunjukkan salah satu aspek layanan, melainkan kesemua layanan BK merupakan kesatuan yang utuh yang harus dilaksanakan. Dari kesemua layanan BK tersebut, dalam penelitian ini hanya akan diambil beberapa, diantaranya: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perorangan, serta layanan bimbingan dan konseling kelompok.
Sedangkan untuk kegiatan penunjang yang berupa instrumen BK, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan dapat dikatakan hanya sebagai alat dan kelengkapan yang harus dimiliki oleh seorang konselor atau dalam ruang lingkup sekolah disebut guru BK untuk menjalankan tugas-tugas pelayanannya.
Kaitannya dengan proses belajar, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik itu belajar mengenal lingkungan, belajar bersosialisasi, maupun belajar dalam penyaluran bakat. Meskipun demikian, kebanyakan siswa memang mengalami kesulitan belajar dalam proses pendidikan yang berkaitan dengan mata pelajaran.
Ditilik dari usia siswa Kelas XI SMA Negeri…………………. yang notabenenya adalah siswa baru mereka masih membutuhkan proses belajar mengenal lingkungan,belajar bersosialisasi dengan teman seangkatan maupun dengan kakak kelas mereka. Dapat dikatakan mereka berada pada usia yang masih rentan dan labil, dan belum mempunyai pedoman hidup yang kokoh sehingga dapat mempengaruhi proses belajarnya. Padahal belajar adalah key term atau “istilah kunci” yang paling fital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajarpun diarahkn pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia. Sebab perubahan dan kemampuan untuk berubah
merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar . Belajar dapat didefinisikan “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”.
Sementara E.L. Thorndike, lewat teori connectionism (pertautan, pertalian) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses “stamping in” (diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respons. Thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons dan penyelesaian masalah yang dapat dilakukan dengan cara coba-coba.
Sedangkan di dalam psikologi belajar, proses belajar dapat berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan hal tersebut beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai hal-hal tertentu.
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
Belajar merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena dengan belajar maka warga masyarakat termasuk siswa yang masih sekolah pun dapat melakukan suatu perbaikan dalam berbagai hal demi kepentingan dan kelangsungan hidupnya ataupun demi cita-cita yang telah menjadi impiannya semenjak kecil. Perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif, dan daya ingat, berfikir rasional, sikap dan apresiasi.
Tugas utama yang dilakukan oleh seorang siswa adalah belajar demi mencapai apa yang dicita-citakan dengan kerja keras dan kesungguhan. Namun pada kenyataannya tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar tersebut dapat disebabkan oleh faktor intern, baik dari segi fisik, seperti kesehatan dan cacat badan atau dari segi psikis, seperti IQ, minat, bakat atau motivasi untuk belajar dan faktor ekstern yang datang bisa dari lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.
Dengan adanya layanan BK diharapkan bisa memberi solusi terhadap kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa atau anak didik khususnya bagi siswa Kelas XI SMA Islam 1 Yogyakarta yang tidak lulus dari SMP ataupun MTS yang notabenenya siswa tersebut mempunyai problem dalam belajar sehingga mengakibatkan mereka tidak lulus yang pada akhirnya nanti bisa berprestasi baik dalam kelas maupun saat mereka lulus .
Dari sinilah maka, penelitian ini akan membahas efektivitas layanan BK terhadap problem belajar siswa di SMA Negeri……………………
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk mengambil judul “ Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Problem Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri………… Tahun Pelajaran 2014/2015”.
  1. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
  1. Apakah Pembelajaran dengan Layanan Bimbingan Dan Konseling   berpengaruh terhadap Problem Belajar   siswa Sekolah……… Kelas XI tahun pelajaran 2014/2015?
  2. Seberapa tinggi tingkat keberhasilan pemecahan masalah hal yang Problem Belajar dalam mata pelajaran Bimbingan Konseling dengan diterapkannya metode pembelajaran Layanan Bimbingan Dan Konseling pada siswa Sekolah…………. Kelas XI tahun pelajaran 2014/2015?
  1. Tujuan Penelitian
Berdasar atas rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengungkap pengaruh Pembelajaran Layanan Bimbingan Dan Konseling dengan prestasi siswa Kelas XI tahun pelajaran 2014/2015.
  2. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran         Bimbingan Konseling         setelah diterapkannya Pembelajaran Layanan Bimbingan Dan Konseling pada siswa sekolah ………….. Kelas XI .
  1. Pentingnya Penelitian
  2. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang Pembelajaran dengan Layanan Bimbingan Dan Konseling   dalam pembelajaran   Bimbingan Konseling   oleh guru Kelas XI tahun pelajaran 2014/2015.
  3. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran   Bimbingan Konseling.
  1. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
  2. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
  3. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru   Bimbingan Konseling dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Bimbingan Konseling.
  4. Sumbangan pemikiran bagi guru Bimbingan Konseling dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Bimbingan Konseling.

 


Contoh PTK (Penelitian Tindakan Kelas) BK

Contoh PTK (Penelitian Tindakan Kelas) BK 


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini



Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Kelas XI Semester 2 Melalui Konseling Eklektif Dengan Perilaku Attending di SMA Islam Al Hikmah MayongTahun Pelajaran 2009/2010”.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua orang pasti sependapat bahwa pendidikan adalah investasi hidup yang paling berharga. Melalui pendidikanlah upaya mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkemampuan tinggi akan dapat dicapai.

Sebagaimana diamanatkan dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Salah satu yang tersurat secara implisit dalam penyelenggaraan pendidikan menurut UUSPN yaitu melalui kegiatan bimbingan yang lazim dikenal dengan istilah Bimbingan dan konseling. Keberadaan Bimbingan dan Konseling di sekolah memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa, hal ini mengingat banyaknya permasalahan belajar yang dialami siswa. (Ahmadi, Abu & Supriono, Widodo. 2004 : 16) mengemukakan permasalahan belajar yang dihadapi siswa antara lain:

1. Siswa mngalami kesulitan dalam mempersiapkan kondisi fisik dan psikisnya.

2. Siswa tidak dapat mempersiapkan bahan dan peralatan sekolahnya.

3. Sarana dan prasarana di perpustakaan kurang menunjang.

4. Pralatan di laboratorium kurang lengkap, sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan pelajaran.

5. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan pertanyaan atau pernyataan dalam proses pembelajaran.

6. Siswa sering melanggar kedisiplinan kehadiran di sekolah, misalnya sering datang terlambat, sering tidak masuk sekolah, berbicara kotor, over acting ketika belajar.

7. Malas mencatat mata pelajaran.

8. Tidak menindak lanjuti proses belajar mengajar.

9. Tidak bergairah atau termotivasi dalam belajar.

10. Siswa tidak melaksanakan belajar, dan diskusi kelompok.

11. Tidak bergairah dalam melaksanakan tugas atau latihan mata pelajaran.

12. Siswa malas berkonsultasi dengan guru.

Dalam praktiknya penanganan masalah-masalah siswa di atas dalam kerangka bimbingan dan konseling diselesaikan melalui konseling individu maupun konseling kelompok. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli mengenai pendekatan atau teknik yang digunakan oleh konselor ketika proses konseling berlangsung. Pada dasarnya pendekatan/teknik konseling itu dibagi tiga (Moh. Surya : 1988). yaitu : teknik konseling direktif, non-direktif dan Eklektif. Teknik Konseling Eklektif merupakan penggabungan dua teknik Konseling Direktif dan Non Direktif Peneliti memadukan kebaikan dua teknik konseling tersebut, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan belajar siswa dengan berorientasi pada teknik hubungan antara konselor dengan klien yaitu Teknik Eklektif dengan Perilaku Attending, yang dikemas dalam sebuah judul penelitian tindakan kelas (PTK) : “Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Kelas XI Semester 2 Melalui Konseling Eklektif Dengan Perilaku Attending di SMA Islam Al Hikmah MayongTahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar rendah,

2. Kurang minat belajar,

3. Pelanggaran tata tertib,

4. Membolos, sering terlambat, bertengkar, sulit beradaptasi, pemalu, penakut, penyendiri, berbicara kotor, dan berperilaku kasar

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

Permasalahan dalam PTK ini yaitu :

1. Bagaimanakah pengaruh teknik Konseling Eklektif dengan Perilaku Attending dalam mengatasi permasalahan siswa?

2. Bagaimanakah pengaruh teknik Konseling Eklektif dengan Perilaku Attending guru selaku konselor dalam peningkatan prestasi siswa

Pemecahan masalah yang dilakukan guru berupa tindakan :

1. Langkah-langkah konseling dengan Perilaku Attending

2. Pengentasan permasalahan siswa

3. Peningkatan hasil prestasi siswa

4. Mengamati pengaruh konseling Eklektif dengan Perilaku Attending terhadap gairah belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Teoritik

Tujuan teoritik penelitia tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik konseling Eklektif dengan penbdekatan attending dalam peningkatan semangat belajar, tanggung jawab siswa sebagai pelajar, mengentaskan permasalahan belajar siswa, serta meningkatkan kemampuan guru untuk membimbing siswa.

2. Tujuan Praktis

1. Membangkitkan semangat siswa untuk belajar

2. Mengatasi permasalahan siswa

3. Meningkatkan partisifasi siswa dalam pembelajaran

4. Meningkatkan prestasi belajar siswa

5. Meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing siswa

E. Manfaat Hasil Penelitian

Konseling Eklektif dengan Perilaku Attending (menghampiri klien) bermanfaat :

1. Bagi Siswa

a. Membangkitkan semangat, partisifasi, peran siswa dalam belajar

b. Mengatasi permasalahan pribadi dan teman

c. Meningkatkan harga diri siswa yang bermasalah/klien

d. Menciptakan suasana aman, mempermudah ekspresi perasaan siswa yang bermasalah/klien dengan bebas

e. Memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa; baik melalui konseling individual maupun konseling kelompok yang dilaksanakan di kelas.

Friday, July 29, 2016

Makalah Bahayanya Narkoba Bagi Remaja Dan Pelajar

 

Makalah Bahayanya Narkoba Bagi Remaja Dan Pelajar


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini


KATA PENGANTAR 

       Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.  Makalah ini penulis susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia”. Makalah ini bersisi tentang pengertian, macam-macam, dan bahaya Narkoba. Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan memberi informasi kepada para remaja tentang bahaya Narkoba. 
       Dalam pembuatannya penulis mendapat banyak bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah, yang selalu dan senantiasa melimpahkan rahmat karunia-Nya. Karena jika tidak, penulis tidak akan mungkin bisa menyelesaikan  karya tulis ilmiah ini.
4. Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan materi, sehingga penulis memiliki tambahan bahan dalam penulisan makalah.
5. Kedua orang tua penulis, teman,  dan orang lain yang bersangkutan, sehingga penulis mendapat semangat, dorongan dan doa, untuk menyelesaikan tulisan ini.
       Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya para remaja dan pelajar. Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.


Penulis,
DAFTAR ISI (*)
KATA PENGANTAR....................
DAFTAR ISI....................
BAB I PENDAHULUAN....................
A. Latar Belakang....................
B. Tujuan....................
C. Rumusan Masalah....................
BAB II PEMBAHASAN....................
A. Pengertian Narkoba....................
B. Macam – Macam Narkoba....................
C. Faktor yang Mendorong....................
D. Bahaya Narkoba....................
E. Penyelesaian atau Solusi....................
BAB III PENUTUP....................
A. Kesimpulan....................
B. Saran....................
DAFTAR PUSTAKA....................
BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
   Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama. 
       Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”. 
      Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digukan dalam dunia kedokteran, namun dewasa ini Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan narkoba. Banyak dari mereka yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak yang mengetahuai bahaya narkoba. Oleh karena itu selain untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Bhs. Indonesia, penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba. 

B. Tujuan
       Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Makalah ini bertujuan:
1. Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba bagi dirinya
2. Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti tentang jenis-jenis narkoba
3. tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia

C. Rumusan Masalah
       penulis membuat makalah ini dengan rancangan pertanyaan-pertayaan yang timbul dari benak penulis, diantaranya:
1. Apa pengertian Narkoba?
2. Ada berapa macam Narkoba?
3. Apa bahaya Narkoba?
4. Bagaimana mengatasinya?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba
      Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama. 
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:
         Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”. 
      Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”. 
      Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan” 
     Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan. '
        Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 


B. Macam – Macam Narkoba 

1. Morfin
        Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan. 
2. Codeina
         Codein termasuk garam turunan dari opium dan candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan. 
3. Heroin (putaw)
       Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir – akhir ini. Heroin yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik. 
4. Methadon
       Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT.
5. Demerol
      Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
6. Candu
       Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak, burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
C. Faktor yang Mendorong
  1. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal. 
  2. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini dan ini merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja antara lain: 

1) Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya
2) Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat. 
3) Perubahan teknologi yang cepat. 
4) Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti – Akhlaq) 
5) Meningkatnya waktu menganggur. 
6) Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya. 
7) Menjadi manusia untuk orang lain. 
D. Bahaya Narkoba
a. Menurut Efeknya
      Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD .
        Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu 
      Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw 
        Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw 
"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian".
b. Menurut Jenisnya
Opioid:
  • depresi berat 
  • apatis 
  • rasa lelah berlebihan 
  • malas bergerak 
  • banyak tidur 
  • gugup 
  • gelisah 
  • selalu merasa curiga 
  • denyut jantung bertambah cepat 
  • rasa gembira berlebihan 
  • banyak bicara namun cadel 
  • rasa harga diri meningkat 
  • kejang-kejang 
  • pupil mata mengecil 
  • tekanan darah meningkat 
  • berkeringat dingin 
  • mual hingga muntah 
  • luka pada sekat rongga hidung 
  • kehilangan nafsu makan 
  • turunnya berat badan

Kokain:
  • denyut jantung bertambah cepat 
  • gelisah 
  • rasa gembira berlebihan 
  • rasa harga diri meningkat 
  • banyak bicara 
  • kejang-kejang 
  • pupil mata melebar 
  • berkeringat dingin 
  • mual hingga muntah 
  • mudah berkelahi 
  • pendarahan pada otak 
  • penyumbatan pembuluh darah 
  • pergerakan mata tidak terkendali 
  • kekakuan otot leher

Ganja:
  • mata sembab 
  • kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair 
  • sering melamun 
  • pendengaran terganggu 
  • selalu tertawa 
  • terkadang cepat marah 
  • tidak bergairah 
  • gelisah 
  • dehidrasi 
  • tulang gigi keropos 
  • liver 
  • saraf otak dan saraf mata rusak 
  • skizofrenia

Ectasy:
  • enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat, 
  • berkeringat 
  • sulit tidur 
  • kerusakan saraf otak 
  • dehidrasi 
  • gangguan liver 
  • tulang dan gigi keropos 
  • tidak nafsu makan 
  • saraf mata rusak

Shabu-shabu: 
  • enerjik 
  • paranoid 
  • sulit tidur 
  • sulit berfikir 
  • kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas 
  • banyak bicara 
  • denyut jantung bertambah cepat 
  • pendarahan otak 
  • shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian

Benzodiazepin: 
  • berjalan sempoyongan 
  • wajah kemerahan 
  • banyak bicara tapi cadel 
  • mudah marah 
  • konsentrasi terganggu 
  • kerusakan organ-organ tubuh terutama otak 

Jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:
a. Remaja
     Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. 
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. 
     Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. 
b. Pelajar
       Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. 
      Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. 
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.
E. Penyelesaian atau Solusi
     Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga. 
2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. 
3. Tersier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
       Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa:
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umu.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis 
B. Saran
      Sebaiknya kalangan remaja sekarang harus dibina diluar dan didalam supaya tidak terjerumus ke dalam narkoba dan yang paling berperan penting disini ialah Orang Tua. Manakala orang tua tidak peduli dengan pergaulan anak-anaknya, maka sudah dipastikan anak tersebut akan terjerumus kedalam narkoba dan apabila sudah terjerumus akan sangat berbahaya, Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.

DAFTAR PUSTAKA(*)
Effendi, Luqman, 2008. Modul Dasar-Dasar Sosiologi&Sosiologi Kesehatan. Jakarta: PSKM FKK UMJ. 
Kartono, Kartini, 1992. Patologi II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali. 
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007. Pencegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Nuradika Pradana Reeza, 2015. Bahaya Narkoba Bagi Remaja dan Pelajar. http://jogoyitnan-free.blogspot.com/2015/01/makalah-bahaya-narkoba-bagi-remaja-dan.html (Diakses 16 januari 2015)
Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Soekanto, Suryono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persuda
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Sudarman, Momon, 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Syani, Abdul, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
Sekian makalah tentang bahaya narkoba bagi remaja dan pelajar. Silakan makalah tersebut dijadikan acuan dalam penulisan makalah yang akan Anda buat. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Makalah Bahasa Indonesia Tentang Kenakalan Remaja

 Makalah Bahasa Indonesia Tentang Kenakalan Remaja


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini




KATA PENGANTAR


Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik kenakalan remaja berikut solusi pencegahan dan pemecahannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui tentang berbagai penyebab kenakalan remaja serta dapat membentengi diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam berbagai bentuk kenakalan remaja tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Surabaya, 18 November 2013


Penyusun
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1
DAFTAR ISI 

2
BAB I : PENDAHULUAN 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat

4
BAB II : PEMBAHASAN 5
2.1. Pengertian Kenakalan Remaja 5
2.2. Penyebab Kenakalan Remaja 8
2.3. Solusi Kenakalan Remaja

12
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN 15
3.1. Kesimpulan 15
3.2. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA



 

17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemudapemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabarsurat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.





1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

  1. Apakah kenakalan remaja itu? 
  2. Apa penyebab kenakalan remaja?
  3. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?

1.3  Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.

1.4  Manfaat
  1. Mahasiswa memahami pengertian kenakalan remaja.
  2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
  3. Mahasiswa mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai berikut:
  • Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
  • Santrock  
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."


2.2. Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obatobatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
  1. Faktor Internal
    1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
  1. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
  1. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain:
  • Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
  • Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya
  • Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.  
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
  1. Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
  1. Tempat pendidikan 
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:
  1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
  1. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
  1. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

2.3. Solusi Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif 
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
  1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
  2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
  1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
  2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
  3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
  4. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
  5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
  6. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
  7. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
  1. Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
  2. Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
  3. Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilainilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
  1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
  2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
  3. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.


  1. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
  • Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  • Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  • Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
  • Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  • Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
  • Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan
  • Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama
  • Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
  • Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul
  • Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan - kenakalan remaja tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.




































17


Read More | Respon : 0 komentar

Tinggalkan Komentar

Nama :
E-mail :
Web : tanpa http://
Komentar :
Verification Code :   










17